Postingan

Huft...

Pada akhirnya kita ingin semua orang tau bahwa kita sedang marah. Terbelenggu diam, terpaku tak karuan. Entah mana yang harus dilakukan. Kadang memendam adalah jalan yang terbaik untuk sebuah baik. Walau pada akhirnya, banyak memendam pun bukan hal yang baik. Huft... Dasar lemah. Banyak mengeluh, lupa bersyukur. Dan sadar bahwa rasa lega pun perlu kita hargai. ~iya, ini dari Tsana

Untuk Kamu yang Tengah Aku Perjuangkan

Untuk kamu yang tengah aku perjuangkan. Entah berhasil atau tidaknya aku memperjuangkanmu. Terima kasih karena sudah meluangkan waktumu untuk mengenalku. Aku tau sejak pertama kita berkenalan aku memang harus siap untuk berjuang. Berjuang untuk mendapatkanmu, berjuang untuk menjauhimu atau bahkan berjuang untuk cepat pergi setelah berjabat tangan dan melupakan semua perkenalan. . Untuk kamu yang tengah aku perjuangkan. Terima kasih telah membiarkanku menyita waktumu. Aku akui mencari perhatianmu itu sungguh menyulitkan. Namun, saat kau mulai terganggu, aku selalu merasa menang. Semoga aku bukan seseorang yang selalu menjadi benalu untukmu. . Untuk kamu yang tengah aku perjuangkan. Sesekali tengoklah aku lebih dalam. Barangkali ada sesuatu yang dapat kau tarik kesimpulan dari beberapa perasaan yang telah lama aku paparkan. . Untuk kamu yang tengah aku perjuangkan. Sesekali duduklah di sampingku. Akan ku ceritakan kisah tentang perjuangan, kisah tentang penyesalan yang selalu d

Sebuah Kebetulan

Sayang, apa kau lupa tentang bagaimana engkau datang padaku dengan luka yang ada di dalam hatimu. Bercerita tentang bagaimana sedihnya sedu, seseorang yang kau simpan hatinya dalam saku, melukaimu dengan begitu merdu. Sayang, apa kau lupa tentang bagaimana eratnya lenganku memeluk sedihmu, bagaimana lapangnya bahuku untuk sandarmu, dan bagaimana simaknya telingaku untuk ceritamu. Cerita tentang ia yang melukaimu dengan begitu merdu. Kau cantik, tak sepatutnya kau bersedih, menangisi seseorang yang selalu berdalih, memainkan perasaanmu dengan silih. Tak sepatutnya kau begini, bertahan di balik semua sunyi, tak tahu bilik mana lagi yang akan tersakiti. Ceritakan segalanya, tentang ia yang selalu pergi tanpa kabar, lalu datang kembali dengan senyuman lebar. Tentang dia yang selalu menjatuhkan berkali-kali tanpa membangkitkan walau hanya sekali. Dimana ia sekarang? Di saat kau bersedih, di saat kau terpuruk, di saat kau sepi seperti saat ini, ia tak ada. Itu yang kau bangga-bangga

Spionase

Lihatlah dirimu sekarang, lebih berseri dibandingkan kau saat denganku kemarin. Tersenyumlah, semua yang kamu mau saat itu, kini sudah tercapai. Seseorang yang dahulu kamu pinta untuk menjauh, kini ia sudah menjauh. Tak terlihat dari pandangan, entah menghilang, atau hanya bersembunyi di balik pepohonan rindang dengan segala cerita keluh kesahnya. Apa yang sedang kau cari? Seseorang itu sudah pergi dengan segala kecewanya, dengan segala harapan yang ia punya, dengan segala cerita yang belum sempat ia ceritakan, dengan segala janji yang kini sudah ia lepas sejak kau mengingkarinya. Tak seharusnya kau seperti ini, pergilah jika memang ingin pergi, relakanlah jika memang kau ingin ia pergi, melepaskan segala hubungan yang sudah lama menjadi perekat antara kau dengannya, antara duniamu dengan dunianya. Ikhlaskanlah jika memang itu yang kau mau. Kau sendiri yang memintanya untuk pergi. Lantas, ada apa denganmu yang sekarang ini? Seolah sedang mencari sesuatu yang hilang, menelusuri sega

Wanitaku

Wanitaku Tidak semua yang ada di pikiranmu itu benar. Tidak semua yang kau tuntut itu benar. Tidak semua yang kau lakukan itu benar. Perjalanan ini kita yang lalui, bukan hanya kau apalagi aku. Bukannya aku merasa benar. Namun, mari kita tengok diri kita masing-masing. Mari kita lihat kembali bagaimana komitmen yang kita rangkai sejak pertama kali kita menulis. Apa kau lupa? Perlukah aku jelaskan kembali semuanya? Aku siap menjelaskannya, tapi apa kau mau mendengarkannya? Apa kau masih mau menerima komitmen kita kembail? Hingga kau sadar bahwa aku pun memiliki hati. Ini perihal kita. Bukan hanya kau atau hanya aku. Baik buruknya perubahan yang aku alami, aku rasa kau mengetahui hal itu. Sebab, tak ada hari yang kulewati tanpa hadirmu. Tak ada kisah yang tak kuceritakan kepadamu, meskipun kutahu kau tak peduli akan hal itu. Lalu, jika kau bilang aku ini berubah, kau kemana saja? Bukankah kau yang mengajarkan semua arti perjalanan ini? Kau bawa kemana aku? Kau sesatka

Sinkronik

Tak usah repot-repot mencari kesalahan. Tak usah repot-repot mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Kita telah lama usai, bukankah ini yang kamu mau? Pergi berlambai kesedihan, entah siapa yang sedih. Kita? Kamu? Atau hanya aku? Entahlah, mungkin kau melihatku baik-baik saja. Tanpa luka menebar senyuman di mana-mana. Senyuman mana yang kau lihat? Bahkan kau tak pernah melihat jelas senyumanku. Luka mana yang kau tak tau? Bahkan kau sendiri tak pernah ingin tau akan hal itu. Pergilah, temui seseorang yang lebih keras memperjuangkanmu Tunjukkan padaku seseorang yang mana yang mampu sabar menghadapimu. Aku sadar, aku bukanlah yang sempurna. Aku bukanlah seseorang yang mampu membuatmu tersenyum setiap detiknya. Aku bukanlah seniman yang mampu mengukir lengkungan indah di wajahmu itu. Namun, untuk hal itu aku akan berlatih. Berjuang tanpa kau ketahui. Berusaha tanpa kau mengerti. Lalu kau pergi, dan aku berhenti sejak hari itu. Terima kasih telah menemani dalam si

Perihal Tentangmu

Aku rindu, Aku rindu bermalam memantau gedget membalas semua pesan darimu. Aku rindu menebak teka-teki dari diam seribu bahasamu. Aku rindu mencari sebuah topik pembicaraan padahal kau sendiri tidak peduli. Entah sampai kapan seperti ini. Kembali membuka roomchat yang selalu kusematkan di bagian atas. Membaca kembali kenangan yang tinggal sebagian. Yang sebagiannya lagi hilang ditelan zaman. Kembali mengingat segala kata yang kau kirim lewat whatsapp . Kembali menerka balasan yang kini hanya berupa tulisan usang. Sudahlah, aku tak cerdas untuk masalah mengingat. Kembali ku temukan pesan berbintang dengan kalimat sebuah penegasan dari sebuah janji yang kau utarakan. Untaian kalimat yang disusun rapi menyatakan kesediaan dan kesanggupanmu untuk sebuah hal. Kini apa? Janji hanya sebuah cara untuk memberikan ketenangan waktu itu. Apa dengan cara ini kau menepati janji? Selebar itu senyumanmu saat bersamanya. Semudah itu kau jadikan aku sebagai masa yang ingin seg